Langsung ke konten utama

Overdreaming

Hari sabtu ini secara kebetulan ada tiga undangan akad-walimah pada jam yang sama. Satu teman SMP, satu teman SMA, satu teman kuliah. Dan tiga-tiganya pernah sekelas. Wew, sejak tahun lalu rasanya memang angkatan '09 lagi musim nikah nih. Yang dateng tadi juga banyak yg udah sama pasangan sahnya. Gak sedikit juga yg udah gendong anak, bahkan udah mau dua. Sementara itu, seorang jomblo hanya bisa curcol di blog-nya yg jauh dari keramaian..xD

Dulu, pas datang akad atau walimah, saya sering merenung: bagaimana kisah (pernikahan) saya nanti? Karena setelah mendengar berbagai macam cerita orang lain tentang perjalanan sebelum ijob qabul yang beragam, rasanya memang tiap orang akan punya pengalaman yang unik. Ada yang lancar sekali langsung dapet, ada yang udah oke sama bakal calon tapi kepentok di ortu, ada yang sekian kali mencoba baru jadi, dan banyak lainnya.

Akhirnya, tak jarang saya bermimpi: mungkin akan begini atau begitu, bersama si ini atau si itu, lalu kami akan ke sini ke situ, melakukan banyak hal untuk membuat dunia jadi lebih baik. *angin berhembus*

Sayang, semua hanya mimpi. Dan berlebihan.

sumber

Di kesempatan yang lain, saya juga kadang bermimpi untuk mendirikan sebuah startup: membuat produk teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup, nanti ikut lomba ini itu buat modal, terus cari investor, kembangin produknya dengan metode mutakhir, banyak yang pake, kembangin terus sampe jadi startup unicorn atau jual ke perusahaan besar. Lalu dari keuntungan yang didapat, dipake lagi buat ngembangin startup selanjutnya, dan seterusnya. Lagi-lagi hanya mimpi, yang berlebihan.

Setelah minggu lalu menulis tentang overthinking, ternyata over dreaming adalah suatu hal yang beda, dan juga sering saya lakukan. Karena seringkali yang berlebihan itu tidak baik, jelas over dreaming jadi masalah. Memiliki impan atau target hidup sesungguhnya baik agar hidup kita lebih terarah. Namun ketika sudah berlebihan, bisa2 malah kita jadi lebih nyaman hanya dengan 'bermimpi', hingga akhirnya tidak melakukan apa2 di dunia nyata.

Kalau pernah nonton 'Inception', di situ ada contohnya. Ada adegan dimana si leo ditunjukin sebuah ruangan yang berisi orang tidur semua. Terus dijelasin, mereka yang di situ udah memutuskan hubungan dengan dunia nyata, mereka lebih nyaman hidup di dunia impian yang mereka ciptakan sendiri. Memang terdengar gila, namun tak menutup kemungkinan kita pun bisa mengalaminya.

Untungnya, bermimpi dan berpikir berlebihan ini somehow bisa saling melenyapkan. Misal ketika lagi berandai2, pusat kecemasan di otak akan memuntahkan kekhawatiran2 yang mungkin akan terjadi, sehingga pusat impian berhenti memproduksi awan-awan impiannya. Sebaliknya, ketika muncul banyak keraguan untuk melakukan sesuatu, maka pusat impian bisa menutup semua itu dengan bayangan-bayangan masa depan yang gemilang. Mudah-mudahan gitu sih.. xD

Sama seperti sebelumnya, pada akhirnya semua kita kembalikan saja padaNya. Cukup miliki impian atau target yang ingin dicapai, sebut dalam doa-doa kita, hilangkan ekspektasi, dan lakukan saja apa yang saat ini bisa kita lakukan. Perkara Allah bakal ngabulin atau gak, atau kapan waktunya, hanya Allah yang lebih tahu. Sebagai orang yang beriman, kita cukup percaya bahwa Allah sungguh dekat, dan Dia Maha Mendengar doa-doa kita..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pranala Blog-nya anak Jagung

Yak berikut daftar pranala blog anak fasilkom ui 2009 alias Jagung. Dicari dan diambil dari berbagai sumber secara brute force. Yang diambil adalah blog dengan domain sendiri atau yang ada di blogspot, wordpress, blogsome, deviantart, tumblr, .co.cc, dan livejournal. Selain itu seperti formspring dan twitter tidak dimasukkan karena kayaknya bukan termasuk kategori 'blog'. Kalau ada yang ingin menambahkan atau justru tidak ingin dimasukkan, feel free to contact me :)

Satu Tahun Kemudian

Ibarat film, blog ini mengalami percepatan lini masa ke satu tahun mendatang, sejak entri pos terakhir ada. Tidak sama persis sih, karena memang secara harfiah setahun (lebih) kemudian baru nulis lagi, bukan percepatan. Hahaha, cuma bisa ketawa miris xD Banyak banget yang sudah terjadi selama setahun terakhir ini. Buat teman-teman saya yang terhubung di media sosial, khususnya facebook, tentunya tahu peristiwa bersejarah untuk saya tahun lalu: menikah. Sejak saat itu, dunia yang tadinya seakan diputar dalam pola warna grayscale dari kacamata seorang jomlo, berubah menjadi full color . :D sumber

Knowing

Hari rabu minggu lalu, entah setelah berapa lama akhirnya penulis berkesempatan untuk menonton bioskop lagi. Mungkin sudah lebih dari setengah tahun kali ya, selama itu nonton film ‘bioskop’nya di kelas atau gak laptop sendiri, hehe. Lumayan menghemat loh, misalkan paling murah tiket bioskop 10.000, sebulan paling gak ada satu film baru yang wajib tonton, 6x10000= 60.000! belum lagi ongkos, snack atau makannya, minum juga pastinya, benar2 menghemat kan. haha, perhitungan banget ye. Apapun itu, film yang berhasil ditonton minggu lalu adalah Knowing. Ada yang unik saat memutuskan untuk menonton film ini. Begini ceritanya, penulis memilih bioskop yang paling dekat rumah untuk menonton (hidup cijantung!), dan kebetulan film yang diputar salah satunya adalah Knowing. Ternyata Knowing itu satu-satunya film produksi luar negeri yang ada di daftar main bioskop itu, lainnya film dalam negeri. Sekedar informasi, di daerah sini memang yang lebih laku itu film lokal, film hollywood gitu cuma sedi