Langsung ke konten utama

Kompetisi

Sejak kemarin siang (30 juli) hingga tadi siang, ada pemilihan ketua Ikatan Alumni UI (Iluni UI) untuk periode 2016-2019. Entah karena baru pertama kali jadi voter atau emang lagi rame, pemilihan kali ini rasanya yg paling heboh. Pertama dari bakal calon kandidatnya, tadinya ada lebih dari 6 apa ya, tapi yang resmi jadi calon ada 6. Dari yang paling muda angkatan '08, sampe yg senior pangkat jenderal. Terus berdinamika sampe akhirnya tinggal 4 yang bisa dipilih kemaren.

Nah dari 4 calon yang ada, uniknya 3 diantaranya berhubungan sama almamater sekolah SMA saya dulu, SMAN 8 Jakarta. Calon nomor 1 dan 2 alumninya tahun '03 dan '84, nomor 3 suaminya temen seangkatan, haha. Di linimasa pesbuk pun akhirnya ramai kampanye dari ketiga kandidat tersebut. Kompetisi yang unik ini ujung-ujungnya bikin saya jadi bingung, mau milih siapa yaa. 

Uniknya, setelah voting banyak yg ngepos udah milih dan milih siapa. Tapi alhamdulillah, gak kayak pemilu nasional atau daerah, walaupun byk yg terbuka pilih siapa tetep damai gak ada yg sampe unfriend xD. Setelah selesai pun (kayaknya) gak ada kandidat yang protes atas hasilnya, hehe. Yang menang dapat amanah baru, dan yang tak terpilih insya Allah banyak mendapat pelajaran dan hikmahnya. :D
sumber


Jika para calon tersebut berkompetisi satu sama lain, sejatinya kita pun tiap saat berkompetisi loh. Sama siapa? sama diri kita sendiri. Lah kok gitu? iya, lebih tepatnya dengan diri kita yang kemarin. Pernahkah kita menginginkan menjadi pribadi yg lebih baik? jika ya, artinya kita sedang berkompetisi untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Dalam sebulan terakhir ini rasanya saya banyak mengalami gejolak batin. #preet xD. Dari berbagai kejadian yang mengombang-ambingkan hati tersebut, saya makin menyadari jika saya masih belum berhasil untuk menaklukkan diri sendiri. Maksudnya? banyak hal yg maksud hati ingin berubah agar bisa seperti ini atau seperti itu, namun nyatanya saya masih melakukan kebiasaan lama yang kurang produktif. Artinya, saya masih kalah dengan diri saya yang kemarin, belum bisa lebih baik.

Bisa aja sih menyalahkan faktor eksternal, tapi kalo mau jujur sih semuanya emang bakal balik lagi ke diri sendiri. Contoh paling gampang untuk orang 'pendiam' seperti saya ini dalam hal mengungkapkan pikiran. Bisa jadi ada orang lain yg punya pikiran sama, dan dia langsung ungkapkan itu dan didengar banyak orang, sedangkan kita tidak. Bisa aja kita mikir 'dia emg orangnya gitu suka ngeduluin org lain'. Padahal masalahnya ada di diri kita yg belum berhasil 'menaklukkan' diri sendiri yg suka ragu untuk berpendapat.

Secara tak sadar memang kita akan selalu berkompetisi dengan diri sendiri, selama kita ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Tak perlu memikirkan atau membandingkan dengan orang lain yang mungkin memang sudah jauh lebih baik dari kita, karena malah bisa jadi pemakluman 'ah gw mah emg bgini orangnya, gak bisa kayak si anu'. Yang perlu kita taklukkan hanyalah satu: diri sendiri dengan banyak kekurangannya di masa lalu.

#selfReminder #ntms

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pranala Blog-nya anak Jagung

Yak berikut daftar pranala blog anak fasilkom ui 2009 alias Jagung. Dicari dan diambil dari berbagai sumber secara brute force. Yang diambil adalah blog dengan domain sendiri atau yang ada di blogspot, wordpress, blogsome, deviantart, tumblr, .co.cc, dan livejournal. Selain itu seperti formspring dan twitter tidak dimasukkan karena kayaknya bukan termasuk kategori 'blog'. Kalau ada yang ingin menambahkan atau justru tidak ingin dimasukkan, feel free to contact me :)

Satu Tahun Kemudian

Ibarat film, blog ini mengalami percepatan lini masa ke satu tahun mendatang, sejak entri pos terakhir ada. Tidak sama persis sih, karena memang secara harfiah setahun (lebih) kemudian baru nulis lagi, bukan percepatan. Hahaha, cuma bisa ketawa miris xD Banyak banget yang sudah terjadi selama setahun terakhir ini. Buat teman-teman saya yang terhubung di media sosial, khususnya facebook, tentunya tahu peristiwa bersejarah untuk saya tahun lalu: menikah. Sejak saat itu, dunia yang tadinya seakan diputar dalam pola warna grayscale dari kacamata seorang jomlo, berubah menjadi full color . :D sumber

Ekspektasi

Seorang kawan pernah nge-tweet, "If you expect nothing, you'll get everything". Sekilas sih emang bener, kalau kita gak ekspek apa2, maka semua yang kita dapat akan menjadi suatu hal yang cenderung menyenangkan. Ada yang bikin rumus, kebahagiaan = realita - harapan. Ketika harapan/ekspektasi dihilangkan (0), maka realita apapun yang terjadi akan menjadi sumber kebahagiaan. Sayangnya, semua itu hanya teori. sumber Walau secara pikiran sadar kita bilang ke diri sendiri, "Jangan berharap apa-apa", secara berulang-ulang, pikiran bawah sadar kita sesungguhnya sudah memiliki harapan itu sejak awal, bahkan sebelum kita memikirkannya. Bisa aja kita menyangkal, tapi tetap saja harapan atau ekspektasi itu tetap ada di sana. Maka, yang paling bisa kita lakukan bukan lah menghilangkan ekspektasi itu, tapi mengelolanya (manage). Dari mana datangnya ekspektasi? Dari mata turun ke hati katanya. Atau lebih tepatnya secara sains, dari mata naik ke otak. Artinya, segala i