Langsung ke konten utama

Terlalu Singkat

sumber
Akhir-akhir ini saya sering nonton serial tv dari Amrik tentang investigasi kejahatan, yakni CSI sama Law and Order. Walaupun ngikutin dari tengah2 dan episode nya pun beberapa kali dapet yg season dulu2, tapi alur ceritanya selalu menarik. Mungkin karena emang belom pernah nonton serial yg 'bikin mikir', seringnya nonton sinetron2 yg begitu2 aja kali ya xD. Walau serupa, tapi kedua serial yg tadi disebutkan berbeda dari segi perspektif yg diambil. CSI tentang investigasi TKP, barang bukti, jejak, dll, kalo Law&Order lebih mengisahkan perjuangan jaksa penuntut umum di pengadilan. Namun setidaknya ada satu kesamaan, yaitu kasus pembunuhan.

Kalo ngomong pembunuhan, pasti ada orang yg mati (you don't say :p). Walaupun kisah2nya dibilang fiktif, tapi itu semua riil banget sih, bisa aja terjadi di dunia nyata. Bahkan ada yg bilang, "truth is stranger than fiction". Satu hal yg saya mulai pelajari dari banyak kisah pembunuhan itu ialah betapa 'murah'nya nyawa seseorang. Ada yg dibunuh karena dendam, pencurian, gak sengaja, dll. Motifnya beragam banget dan gak jarang aneh2. Like, you kill him because he takes your park slot?

Di dunia nyata pun sebenernya gak jarang kita denger berita orang meninggal karena pembunuhan. Yang paling rame akhir2 ini yaitu kasus pembegalan. Rata2 emang korbannya gak sampe meninggal sih, tapi ada juga kan yg sampe mati gitu. Apalagi minggu lalu ada kejadian di jalan raya deket rumah , yg tiap malem weekday dilewatin pas pulang dari kantor. Hii sereem.. Belum lagi berita2 orang terkenal yg meninggal, yg paling baru kemarin itu mantan PM Singapura Lee Kuan Yew sama artis komedi Olga Saputra. Kalo yg PM itu memang udah tua sih, nah yg Olga ini kan baru 30an. Jadi ingat salah satu brodkes di WA, kalo syarat mati itu gak harus tua, juga gak harus sakit dulu..

Kematian, sesungguhnya adalah hal yg paling dekat dengan kita. Setidaknya begitu kata Imam Ghazali. Setiap yg bernyawa pasti akan mati, namun kita tak pernah tahu tinggal berapa lama lagi umur kita di dunia. Hidup ini rasanya sangat singkat sekali. Mungkin rasanya baru kemarin kita masih SD, SMP, SMA, dst. Pernah gak sih bayangin, dari ribuan tahun sejarah hidup manusia, sebenernya umur kita tuh kemungkinan besar gak akan nyampe seabad?
sumber

Sayangnya, hidup yg singkat itu gak sedikit yg menyia2kannya. Konteks sia2 di sini bisa apa aja, misal cuma sedikit/gak sama sekali nyiapin bekal di akhirat (bagi org yg beriman), lebih banyak foya2 atau memuaskan hawa nafsu daripada berkontribusi, menjadi bagian dari masalah dan enggan mencari solusi, dll. Anehnya kebanyakan orang, bisa jd termasuk saya juga, sering menghindari berbicara tentang 'kematian' karena merasa tak nyaman. Seakan2, kita masih yakin besok masih akan bernafas. Siapa yg bisa jamin?

Hidup ini terlalu singkat bro, untuk berbuat banyak dosa. Hidup ini terlalu singkat, untuk dipakai seneng2 doang. Hidup ini terlalu singkat, kalau cuma dipakai buat hal yang cuma berlaku di dunia. Karena pada akhirnya, akan ada 'pemberhentian terakhir' kita kelak setelah mati. Kalau kita gak berorientasi ke sana, maka sia-sialah umur kita di dunia ini. Memang gak nyaman kalau kita mikirin hal ini, tapi justru itu tanda kita yakin akan kebenarannya. So, mari kita optimalkan setiap detik yg kita punya agar dapat menjadi modal kita kelak di akhirat. Wallahu'alam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pranala Blog-nya anak Jagung

Yak berikut daftar pranala blog anak fasilkom ui 2009 alias Jagung. Dicari dan diambil dari berbagai sumber secara brute force. Yang diambil adalah blog dengan domain sendiri atau yang ada di blogspot, wordpress, blogsome, deviantart, tumblr, .co.cc, dan livejournal. Selain itu seperti formspring dan twitter tidak dimasukkan karena kayaknya bukan termasuk kategori 'blog'. Kalau ada yang ingin menambahkan atau justru tidak ingin dimasukkan, feel free to contact me :)

Satu Tahun Kemudian

Ibarat film, blog ini mengalami percepatan lini masa ke satu tahun mendatang, sejak entri pos terakhir ada. Tidak sama persis sih, karena memang secara harfiah setahun (lebih) kemudian baru nulis lagi, bukan percepatan. Hahaha, cuma bisa ketawa miris xD Banyak banget yang sudah terjadi selama setahun terakhir ini. Buat teman-teman saya yang terhubung di media sosial, khususnya facebook, tentunya tahu peristiwa bersejarah untuk saya tahun lalu: menikah. Sejak saat itu, dunia yang tadinya seakan diputar dalam pola warna grayscale dari kacamata seorang jomlo, berubah menjadi full color . :D sumber

Ekspektasi

Seorang kawan pernah nge-tweet, "If you expect nothing, you'll get everything". Sekilas sih emang bener, kalau kita gak ekspek apa2, maka semua yang kita dapat akan menjadi suatu hal yang cenderung menyenangkan. Ada yang bikin rumus, kebahagiaan = realita - harapan. Ketika harapan/ekspektasi dihilangkan (0), maka realita apapun yang terjadi akan menjadi sumber kebahagiaan. Sayangnya, semua itu hanya teori. sumber Walau secara pikiran sadar kita bilang ke diri sendiri, "Jangan berharap apa-apa", secara berulang-ulang, pikiran bawah sadar kita sesungguhnya sudah memiliki harapan itu sejak awal, bahkan sebelum kita memikirkannya. Bisa aja kita menyangkal, tapi tetap saja harapan atau ekspektasi itu tetap ada di sana. Maka, yang paling bisa kita lakukan bukan lah menghilangkan ekspektasi itu, tapi mengelolanya (manage). Dari mana datangnya ekspektasi? Dari mata turun ke hati katanya. Atau lebih tepatnya secara sains, dari mata naik ke otak. Artinya, segala i