Salah satu waktu yang paling
menyenangkan untuk saya adalah saat berbicara tentang mimpi. Entah dengan sahabat
atau beberapa kawan, selalu ada nuansa positif saat kami saling bercerita tentang
rencana masa depan (yang galau juga ada sih :p). Walau masa depan adalah suatu
yang gak pasti, tapi sikap optimis selalu mendapat tempat dalam diri. Seakan,
kami sudah berada di sana, di tempat yang kami inginkan. Telah menggapai kesuksesan,
dengan definisinya masing-masing. Walaupun kita juga gak tau gimana caranya buat
nyampe sono, hehe. Yah namanya juga anak muda, masa yang berapi-api kalau kata
bang Haji :D.
![]() |
sumber |
Saya pun tak lepas menjadi Sang
Pemimpi juga, yaitu orang yang memiliki impian untuk masa depan. Sebenernya sih
udah dari dulu mikirin masa depan, pengen ini itu, tapi rasanya baru kali ini
bener-bener serius untuk nyoba
menggapainya. Saat pra-kuliah diberi materi life
mapping, pikiran saya jadi lebih terbuka, dan mungkin bergairah juga, hehe.
Saya coba mendaftar apa yang ingin saya capai setidaknya lima tahun ke depan.
Ternyata bingung juga ya waktu itu. Rata-rata mikirnya masih “punya ini itu”,
bukan “jadi sesuatu” atau “melakukan ini itu”. Maksudnya, masih materialis
banget, hehe.
Sejak itu saya coba membuat target
tahunan yang harus dicapai 5 tahun ke depan (2009-2014). Saya buat di Ms Word, terus
disimpen dan terlupakan, haha xD. Biasa lah, dulu saya emang orangnya suka meledak, antusias di awal, seterusnya datar-datar
aja. Abis baca-baca lagi, hampir gak ada yang tercapai pas di kampus, hehe. Paling
jadi ketua Lembaga aja yang jadi beneran. Sebenernya pas kuliah pun beberapa
kali dapet materi tentang life map juga
sih, jadi tiap tahun suka revisi target, dan sering terlupakan lagi :D. Hingga akhirnya
sekarang setelah lulus, saya mencoba lebih serius untuk menjemput impian.
Belajar dari pengalaman bermimpi sebelumnya, kini saya buat
target yang lebih SMART (Spesific,
Measurable, Attainable, Relevance, Time bound). Intinya sih harus jelas:
terukur, ada batas waktu, dan realistis. Setelah berkontemplasi dan melalui proses
berpikir yang panjang (alias bengong xD), saya buat 8 target setahun ke depan.
Target jangka panjang ada sih, tapi setahun ke depan ini kemungkinan akan
sangat berpengaruh terhadap target jangka panjang itu, jadi belum fix banget. Kan nanti harus nyatuin visi
dulu #eh #spoiler :p.
![]() |
Target setahun ke depan |
Bisa dilihat di gambar, itulah 8
target saya setahun ke depan. Kalau kamu jeli, pasti ada yang sekilas terlihat kurang
di situ. Apa hayo? Coba aja itung ada berapa poin di situ. Nah kan, kurang satu
ya? Kalau kamu lebih jeli lagi, sebenernya gak kurang kok, itu udah pas 8 poin.
Hayo, ada apa lagi ya? Hehe, silakan dicari deh, keliatan banget kok, di atas
udah dikasih spoiler malah :D. Mungkin sebenernya tujuh poin yang eksplisit itu
dicari-cari supaya ngepasin satu poin yang implisit itu xD.
Alasan kenapa dibikin seperti itu
sih, mungkin iseng aja :p. Pernah baca sih tentang subliminal message, pesan-pesan tersembunyi/implisit yang katanya
lebih mempengaruhi alam bawah sadar kita. Satu teori konspirasi sih bilang
teknik itu yang dipakai sebuah persaudaraan bawah tanah untuk nyebarin
simbol-simbolnya. Silakan googling aja tentang ini ya :). Yak, jadi gitu deh, intinya emang
8 poin itu yang jadi fokus setahun ke depan. Makanya, kemungkinan besar setahun
ini yang akan menentukan target selanjutnya. Salah satunya karena satu hal yang
udah dibilang di atas, bisa jadi harus menyelaraskan visi dulu :D. Bahkan bisa
jadi tujuh poin itu berubah karena yang satu poin, hehe, siapa tau. Yah namanya
juga bermimpi, serba gak pasti sebelum diusahakan.
Entah karena gak terlalu optimis
atau emang kebiasaan anak computer
science, saya sudah buat beberapa kemungkinan terhadap impian2 yang penting.
Oya yang dianggap penting sekarang sih ada dua: lanjut studi dan nikah. Dari
dua variabel itu, akan menghasilkan empat kemungkinan: 1-1, 1-0, 0-1, dan 0-0. Berasa
roaming? Gampangnya sih, 1 itu terlaksana, 0 itu gak terlaksana. Best case nya jelas, bisa lanjut studi
bareng istri tahun depan :D. Kalau yang tengah-tengah ada dua, ya okelah,
mungkin gak setahun depan bisa dapet keduanya. Nah worst case scenario nih yang gak enak, kayaknya apes banget kalo
sampe gak terlaksana salah satu xD. Gak lah, kalau kita udah usaha dan berdoa semampu
kita, apapun hasilnya maka itulah yang terbaik untuk kita pada saat itu :).
Kenapa sih saya cerita beginian?
Seperti yang dibilang di awal, bercerita tentang mimpi selalu jadi hal yang
menyenangkan. Hikmah lainnya, semakin banyak yang tahu, semoga makin banyak
yang mendoakan. Kita gak pernah tahu kan, dengan perantara siapa kita bisa
mencapai banyak hal? Siapa tahu ada orang sholeh yang mudah terijabah doanya,
mendoakan kita. Dan mempunyai impian itu juga menurut saya lebih banyak
positifnya, insya Allah. Kan ada tuh beberapa ‘alim yang berpendapat beda,
bahwa berdoa minta ini dan itu yang agak spesifik seakan mendikte Allah, dan itu sebaiknya dijauhi. Tapi kalau menurut saya
sih, selama kita berbaik sangka kepada Allah, minta apapun boleh kok. Allah
sangat senang jika ada hamba-Nya yang selalu berdoa padaNya bukan?
Terlepas dari semua pro-kontra,
mempunyai cita-cita atau target hidup yang tidak egois rasanya jauh lebih baik
daripada membiarkan hidup bagai air, mengalir mengikuti aliran saja. Seperti
kata bijak, “Aim for the moon, if you miss, you may hit a star”.
Bercita-citalah setingi-tingginya, jika meleset, setidaknya kita sudah menjadi lebih
baik dari keadaan kita sebelumnya.
Jadi, apa mimpimu?
Komentar
Posting Komentar
silakan komentar