Tanggal 24 Agustus – Turun!
Alhamdulillah, setelah
beristirahat semalam lagi di Kalimati, kami merasa jauh lebih sehat dan segar.
Dengan sarapan sehat berupa martabak mie lezat buatan chef ling dan tsabitah
dan teh manis hangat, kami bersiap untuk perjalanan hari ini. Tujuannya satu:
kota Malang.
![]() |
Istirahat sebelum nanjak ke ranu kumbolo |
Yak, setelah sarapan dan beres2
tenda de el el, sekitar jam 10-11 kami mulai perjalanan turun ke Ranu Kumbolo.
Perjalanan kali ini terasa jauh lebih ringan daripada saat naik *ya iyalah*.
Selain karena barang bawaan yang sudah berkurang—beras lebih dikasih ke pendaki
lain—mungkin juga karena perasaan cukup puas setelah (mencoba) mendaki
mahameru. Satu orang yang kemarin sakit saat muncak pun kini jalannya jauh
lebih cepat. Trek ke Kalimati-Ranu Kumbolo pun rasanya gak sejauh saat
perjalanan sebaliknya. Kurang lebih dua jam sudah sampai.
Di Rakum, kami istirahat plus
plus dulu. Plus sholat plus makan snack maksudnya :D. Nah, pas mau mulai jalan
lagi, kami terhalang oleh seseorang yang lagi ngadain acara pemecahan rekor:
Backward Hiking alias naek gunung sambil jalan mundur. Nah lho, gimana caranya
kan? Pake spion gitu jalannya? Dan ternyata emang bener! Jalannya pake spion!
Hahaha..ada-ada aja nih orang. Spionnya dimodif gitu, pake kerangka besi supaya
bisa dipasang di badannya. Coba cari deh di google “Gimbal Alas”, mungkin ada
fotonya.
Nah akhirnya, menjelang jam 14
kami pun meneruskan perjalanan turun. Masih dengan kecepatan yang lebih cepat
dari saat hari pertama dan kali ini tidak ada perhentian yang terlalu lama.
Sekitar jam 17 akhirnya sampai lagi di Ranu pane, alhamdulillah. Istirahat agak
lama sambil nyari angkutan buat ke kota Malang. Kebetulan pas di sana ada
rombongan lain yang waktu itu bareng juga naek truk, plus temennya si Ardan
juga. Jadilah kami ber-16 naik Jeep menuju Malang.
Perjalanan turun ke Malang
ternyata lumayan ekstrem juga. Berangkat maghrib, satu jeep, 14 orang berdiri
di belakang, 16 carrier++ di atap mobil, jalanan naik turun belok-belok, dan
gak selalu mulus. Alhamdulillah, pas sampe Malang sekitar 2 jam kemudian, tak
ada yang kurang :D. Akhirnya, nemu lagi peradaban—alias indomaret, martabak,
dll—setelah tak kurang dari 3 malam di gunung. Setelah bengong2 dan menikmati
minuman kulkas, kami beranjak naik angkot ke wisma penginapan untuk bermalam.
Tanggal 25-26 Agustus – Going home!
Wismanya cukup nyaman. Ada
beberapa kamar dengan kapasitas dua dan lima orang. Walaupun udara tak terlalu
segar, bisa tidur di kasur lagi adalah sesuatu yang sangat disyukuri. Paginya
kami sedikit evaluasi pendakian kemarin, terus nyari sarapan sekitar wisma. Dan
ternyata memang benar kata teman penulis yang kuliah di Yogya, kalau di sana
tuh dikit banget lapak makanan yang buka di pagi hari, jadi susah cari sarapan.
Di Malang tampaknya begitu juga. Apa karena sekarang hari Minggu? Entahlah.
Abis sarapan, acara bebas. Pada
jalan-jalan deh terserah mau kemana, yang penting sebelum jam 11 udah balik
lagi buat persiapan pulang. Entah kenapa penulis kurang tertarik, jadinya balik
ke wisma lagi buat tidur lagi istirahat dan baca buku yang sengaja
dibawa. Penasaran kan buku apa? *kepedean* xD
Karena udah gak terlalu banyak
hal menarik, singkat cerita kereta Matarmaja tujuan Pasar Senen berangkat dari
Stasiun Malang. Kami yang ada di dalamnya, sudah terlalu rindu untuk berjumpa
dengan kasur di kamar masing-masing, sehingga tak terlalu banyak cakap.
Perjalanan sekitar 16 jam itu berlalu begitu saja—gak deng, bosen banget :p.
Alhamdulillah, pasar senen, jam 10 kurang. Nyambung KRL ke depok. Sesampainya
di depok kami pun saling mengucapkan salam perpisahan.
Perjalanan boleh saja usai,
namun entah rasa apa yang tersimpan dalam hati tiap kami. Raut muka karena
lelah boleh sama, namun apa yang membekas aku yakin berbeda. Senang, puas,
kecewa, bangga, bersyukur, bisa jadi campur aduk semua. Namun, aku selalu
berharap dalam tiap perjalanan:
Tiap ketinggian yang kami daki,
sebanyak itu pula kami selalu merendahkan diri, di hadapan-Nya. Semoga
bertambah rasa takzim kami terhadap keagungan-Nya, Allah Sang Pencipta. Agar
kami, dapat lebih mendekat lagi pada-Nya.. Semoga.
Yahya Muhammad
28/9*special thanks to Tsabitah atas foto2nya. Silakan cek FB-nya aja kalo mau liat lengkapnya :D
Komentar
Posting Komentar
silakan komentar