Langsung ke konten utama

Belum Saatnya (kah?)

Alhamdulillah hari ini usai sudah tugas kuliah semester 4. Tugas terakhir yaitu membuat aplikasi web sederhana, dikerjain secara kelompok, dengan semangat luar biasa berhasil launching menjelang deadline. Insya Allah gak kalah keren dari bikinan anak SMP dengan nama sama seperti pemilik blog ini :p. Walau seneng, tapi masih ngerasa kurang puas coy! ane yakin bisa lebih baik, jika saja ngerjainnya dari jauh-jauh hari..Walau begitu, ingin sekali rasanya bercerita sedikit tentang pengalaman semester ini, karena udah lamanyo jg tak nulis di sini ~.~

Overall, semester ini untuk dunia persilatan perkuliahan berjalan baik, namun masih jauh dari harapan. Biasanya di awal semester selalu ditargetin bisa dapet IP 4! ah tapi sayang sekali, masih seperti punguk merindukan bulan, jauh coy! yah ane sadar, yang salah diri sendiri. Masih kurang fighting spiritnya untuk konsisten dalam hal belajar. Ane gak mau nyari excuse cemen, sibuk organisasi lah, tugas terlalu banyak lah, uts uas susah lah, inilah itulah. Yang salah ya diri sendiri, kenapa gak bisa ngatur diri lebih baik.. Ah, memang belum saatnya bisa dapet IP bagus, karena memang belum pantas mendapatkannya..

Lalu mengenai salah satu target tahun ini, mendapat beasiswa. Tanggal 21 Mei kemaren, alhamdulillah udah ikut tes seleksi sebuah beasiswa, berupa psikotes. Standar lah tesnya, ada yg kraeplin, nyari gambar, bikin gambar 8 biji, gambar orang, dll. Terus nantinya yang lolos psikotes akan dihubungi via telepon untuk tes terakhir yaitu wawancara. Katanya sih sekitar awal juni bakal diumumin, tapi sampai sekarang kayaknya gak ada kabar, duh jangan-jangan emang gak lolos lagi..Ah, mungkin, memang belum saatnya mendapat beasiswa yang ini, insya Allah akan ada yang lebih baik, yakin saja, Allah Maha Mendengar lho..



Waktu awal UAS ane dapet info lowongan magang di sebuah perusahaan internasional bidang ekspor impor bahan kimia gitu. Nah awalnya pengen nyoba tuh, buat pengalaman lah, lumayan dapet fee juga sih, hehe. Terus sempet ke kantornya buat liat kerjaannya kayak gimana, tentang aplikasi web gitu deh. Eh abis itu jadi mikir-mikir, magangnya harus kerja kantoran gitu, senin-jumat pagi-sore harus masuk kantor. Ah tiba-tiba jadi merasa masih banyak kerjaan lain di kampus ataupun proyek pribadi yang pengen dilakukan liburan panjang ini. Akhirnya gak jadi deh, dengan permintaan maaf akhirnya mengundurkan diri, untungnya belom terikat kontrak jadi gampang. Memang, belum saatnya magang gitu, tahun depan aja yang emang wajib magang (alias KP)..:D

Yang terakhir, tentang hal lama yang sebenernya udah basi, namun sering menghiasi hari..mengenai hati, baik sempit ataupun luas maknanya. Sering membisiki diri, 'yahya, belum saatnya menemukan tambatan hati, masih banyak agenda besar yang harus kau lalui, terutama perbaikan diri!', namun belahan hati lain berkata, 'memang tidak bisa kalau berdua?', selalu saja menimbulkan perasaan tidak tentu, gundah gulana, iri (sama yg udah :p), kalau kata orang sih nama kerennya galau. Itu dalam makna sempit. Interaksi dengan berbagai macam orang, mengenal beragam karakteristik, membaca segala berita, mendengar banyak kabar, sering membuat hati ini rasanya lelah sekali. Lelah, adaa aja orang egois gak tau malu. Lelah, keras kepalanya manusia kadang melebihi batu kali. Lelah, membaca berita orang jujur malah dimusuhi dan diusir. Lelah, mendengar berita betapa 'bobrok'nya kalangan elit di Indonesia. Sungguh lelah sekali hati ini. Jika sudah begini, jadi terpikir lagi, apakah memang belum saatnya untuk menemukan tambatan hati? untuk berbagi cerita, bertukar pikiran, menemani hari, saling bergurau, agar hati ini tidak terlalu lelah? ah, aku tak ingin menjawabnya..

Komentar

  1. yahyaaa apakabar? waah udah lama ya ga main kesini :D
    ternyata yahya bisa galau juga hihi, bolehlah disegerakan asal jangan tergesa-gesa :)

    BalasHapus
  2. insya Allah selalu always dalam keadaan sehat :D
    Galau itu kepastian, membuatnya jadi bermanfaat adalah pilihan..

    BalasHapus
  3. hai kalian berdua! (nimbrung)
    oke bgt mamen, banget ditawarin kerja. kalo liburan ga pernah sepi proyek nampaknya. sukses selalu deh yahya, kalo nikah undang2 ya. haha.

    BalasHapus
  4. eh swiki!
    alhamdulillah lg banyak lowongan kerja part-time, buat nabung jg, persiapan masa depan :D

    insya Allah semua yg pernah gw kenal bakal diundang kok nanti, mgkn dua tahun lagi xD

    BalasHapus

Posting Komentar

silakan komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pranala Blog-nya anak Jagung

Yak berikut daftar pranala blog anak fasilkom ui 2009 alias Jagung. Dicari dan diambil dari berbagai sumber secara brute force. Yang diambil adalah blog dengan domain sendiri atau yang ada di blogspot, wordpress, blogsome, deviantart, tumblr, .co.cc, dan livejournal. Selain itu seperti formspring dan twitter tidak dimasukkan karena kayaknya bukan termasuk kategori 'blog'. Kalau ada yang ingin menambahkan atau justru tidak ingin dimasukkan, feel free to contact me :)

Satu Tahun Kemudian

Ibarat film, blog ini mengalami percepatan lini masa ke satu tahun mendatang, sejak entri pos terakhir ada. Tidak sama persis sih, karena memang secara harfiah setahun (lebih) kemudian baru nulis lagi, bukan percepatan. Hahaha, cuma bisa ketawa miris xD Banyak banget yang sudah terjadi selama setahun terakhir ini. Buat teman-teman saya yang terhubung di media sosial, khususnya facebook, tentunya tahu peristiwa bersejarah untuk saya tahun lalu: menikah. Sejak saat itu, dunia yang tadinya seakan diputar dalam pola warna grayscale dari kacamata seorang jomlo, berubah menjadi full color . :D sumber

Ekspektasi

Seorang kawan pernah nge-tweet, "If you expect nothing, you'll get everything". Sekilas sih emang bener, kalau kita gak ekspek apa2, maka semua yang kita dapat akan menjadi suatu hal yang cenderung menyenangkan. Ada yang bikin rumus, kebahagiaan = realita - harapan. Ketika harapan/ekspektasi dihilangkan (0), maka realita apapun yang terjadi akan menjadi sumber kebahagiaan. Sayangnya, semua itu hanya teori. sumber Walau secara pikiran sadar kita bilang ke diri sendiri, "Jangan berharap apa-apa", secara berulang-ulang, pikiran bawah sadar kita sesungguhnya sudah memiliki harapan itu sejak awal, bahkan sebelum kita memikirkannya. Bisa aja kita menyangkal, tapi tetap saja harapan atau ekspektasi itu tetap ada di sana. Maka, yang paling bisa kita lakukan bukan lah menghilangkan ekspektasi itu, tapi mengelolanya (manage). Dari mana datangnya ekspektasi? Dari mata turun ke hati katanya. Atau lebih tepatnya secara sains, dari mata naik ke otak. Artinya, segala i