Langsung ke konten utama

Waah..

mungkin kata itu yang pertama kali terucap dari mulut Anda saat membuka blog ini. (dih pede banget!)

Ya, tampilan blog ini telah mengalami operasi pelastik hingga berubah tampilannya! sadiis..Akhirnya bisa kesampean juga ganti layout, udah dari taun lalu apa ya direncanain. Lumayan lah, daripada lu manyun. Thanks to blogspot/blogger yang udah bikin interface mudah nan menarik untuk meng-generate template baru. Tadinya sih pengen bikin template sendiri dari nol, tapi apa daya kemampuan ada kemauan yang naik turun. Mungkin nanti kalo udah punya domain+hostingan sendiri, baru bikin sendiri deh, insya Allah.

Nah apa aja yang berubah? tentu bukan url-nya. Simply, the whole new look, best viewed in monitor with 1280x800 pixel or 8:5 ratio. Now the sidebars are in both side, also the widgets has been rearranged and some deleted. You just can observe other changes with your own eyes (of course!). However, there is one feature of blogspot that I just found out and makes me feel..outdated (ketinggalan jaman). The change of layout also makes the source code changed. In old template, I had added some extra code to made every post in this blog has "Read More" function. So, I search on google with keyword "make read more on blogspot" and clicked the third link in results page. What does it say? Apparently oh apparently (ternyata oh ternyata), its title said "Blogger Has Supported Read More Function". Ya Allah! ada toh..

Yak tepat seperti ini fungsinya!

Duh, jangan-jangan banyak fitur lain yang belum penulis ketahui..huhu. Ya sudahlah, lebih baik terlambat mengetahui daripada tidak tahu dan tidak percaya sama sekali.

Oya, beberapa hari belakangan ini penulis berkunjung ke blog seorang teman (dari) lama dan subhanallah sekali, sangat produktif nulis. Walaupun katanya banyak yg galau2nya, tapi produktif! haha, yg baca juga males kali ya xD. Terus baru tadi pagi juga ngeliat blog senior di fasilkom, duh isinya kayak gitu-gitu semua..tapi menginspirasi! entah menginsipirasi apa..:p. Kalau tertarik untuk melihatnya, silakan klik link di sebelah kiri yang berjudul "Reflection of My World", terus satu lagi di sini.

Okelah segini aja, semoga bermanfaat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pranala Blog-nya anak Jagung

Yak berikut daftar pranala blog anak fasilkom ui 2009 alias Jagung. Dicari dan diambil dari berbagai sumber secara brute force. Yang diambil adalah blog dengan domain sendiri atau yang ada di blogspot, wordpress, blogsome, deviantart, tumblr, .co.cc, dan livejournal. Selain itu seperti formspring dan twitter tidak dimasukkan karena kayaknya bukan termasuk kategori 'blog'. Kalau ada yang ingin menambahkan atau justru tidak ingin dimasukkan, feel free to contact me :)

Satu Tahun Kemudian

Ibarat film, blog ini mengalami percepatan lini masa ke satu tahun mendatang, sejak entri pos terakhir ada. Tidak sama persis sih, karena memang secara harfiah setahun (lebih) kemudian baru nulis lagi, bukan percepatan. Hahaha, cuma bisa ketawa miris xD Banyak banget yang sudah terjadi selama setahun terakhir ini. Buat teman-teman saya yang terhubung di media sosial, khususnya facebook, tentunya tahu peristiwa bersejarah untuk saya tahun lalu: menikah. Sejak saat itu, dunia yang tadinya seakan diputar dalam pola warna grayscale dari kacamata seorang jomlo, berubah menjadi full color . :D sumber

Ekspektasi

Seorang kawan pernah nge-tweet, "If you expect nothing, you'll get everything". Sekilas sih emang bener, kalau kita gak ekspek apa2, maka semua yang kita dapat akan menjadi suatu hal yang cenderung menyenangkan. Ada yang bikin rumus, kebahagiaan = realita - harapan. Ketika harapan/ekspektasi dihilangkan (0), maka realita apapun yang terjadi akan menjadi sumber kebahagiaan. Sayangnya, semua itu hanya teori. sumber Walau secara pikiran sadar kita bilang ke diri sendiri, "Jangan berharap apa-apa", secara berulang-ulang, pikiran bawah sadar kita sesungguhnya sudah memiliki harapan itu sejak awal, bahkan sebelum kita memikirkannya. Bisa aja kita menyangkal, tapi tetap saja harapan atau ekspektasi itu tetap ada di sana. Maka, yang paling bisa kita lakukan bukan lah menghilangkan ekspektasi itu, tapi mengelolanya (manage). Dari mana datangnya ekspektasi? Dari mata turun ke hati katanya. Atau lebih tepatnya secara sains, dari mata naik ke otak. Artinya, segala i