Sore hari, jum'at (8/10), adalah waktu keberangkatan acara Siwak-NG dari Fasilkom. Peserta dan panitia akan berangkat menggunakan dua bikun yang bagus dan diperkirakan akan sampai dalam waktu kurang lebih 2 jam. Penulis yang berencana akan pulang duluan sebelum acara selesai pergi ke Cilember dengan motor. Berangkat setelah adzan isya, berbarengan dengan seorang teman yang juga membawa motor, mbj, kami berdua sampai sekitar satu setengah jam kemudian. Bikun yang direncanakan berangkat jam 7 ternyata sangat-sangat molor dan baru berangkat sekitar jam setengah 9, sehingga tim advance yang sudah ada di villa tidur dulu menunggu cukup lama, hingga tengah malam.
Sesampainya peserta dengan berbagai rintangan yang menghadang, mereka langsung tertidur pulas di tempat yang telah disediakan. Panitia yg ikut di bikun pun tak terkecuali langsung 'ambil posisi' senyaman mungkin di tempat yang ternyata sangat pas-pasan tersebut. Penulis sendiri yang sebelumnya sudah tidur bentar tidak kebagian tempat di dalem vila, jadi sempet tidur di luar deh, di gazebo gak jauh dari tempat vila cowok. Busyet dah itu dinginnya, bikin gak nyenyak tidur. Setelah kurang lebih dua jam tidur dengan angin malam yang menusuk-nusuk nembus tulang, pindah ke vila juga akhirnya. Wueeh..langsung anget gan. Eh di dalem ternyata ada teman penulis, ngakunya bernama 'root', yang gak tidur dari tadi karena gak ada tempat. Ckck, malang kian nasibmu nak. :p
Tak berapa lama peserta dan panitia mulai bangkit dari tidurnya. Seperti biasanya di acara kyak ginian, kami semua melakukan sholat malam hingga ditutup dengan sholat subuh berjamaah di pagi buta ini. Aku pun kembali ke gazebo untuk sekedar menyegarkan badan, namun dingin yang masih tersisa membuatku tak banyak bergerak. Selesai membaca beberapa ayat-ayat cinta-Nya, aku pun duduk terdiam. Somehow, kurasakan lagi 'rasa' itu, rasa yang minggu lalu kurasakan..
Ah lebih baik jika kuceritakan secara singkat saja. Para pembaca pasti sudah penasaran ingin mengetahui kelanjutannya :p. Sesaat, rasa itu memang menyenangkan sekali. Seakan desir-desir dalam hati menjalar ke seluruh badan, memenuhi pikiran, tercerminkan dalam senyuman penuh kehangatan. Kata seorang bijak, setiap rasa memiliki sebabnya. Kali ini aku tak mengerti, apakah penyebab rasa ini? apakah itu karena ini, itu, atau 'dia'? atau bisa jadi kombinasi 2 dari tiga atau malah semuanya..setahun lebih di Fasilkom mengajarkanku untuk berpikir berbagai kemungkinan yg mungkin terjadi :D.
Bisa jadi ini karena dia, seorang yang kukagumi dan hormati. Sikapnya yang hangat dan sederhana membuat siapa saja merasa nyaman di dekatnya. Kesederhanaan dengan sedikit kepolosan terkadang memang kombinasi yg menarik, mungkin itulah yg ada dalam dirinya. Entah mengapa aku senang saja jika melihatnya walau dari kejauhan atau dia dalam kerumunan teman-teman yg lain. Saat dia kupanggil pun tak pernah ku lihat dia menoleh dengan wajah yang tak bersahabat. Bahkan dia terlihat 'manis' ketika merasa kikuk karena merasa dipanggil olehku padahal aku memanggil teman di dekatnya. Andai dia seorang bayi, sudah kucubit-cubit kali ya pipinya :p. Setiap komunikasi dengannya baik langsung maupun sekedar pesan singkat, saat itu, seakan dia memberi perhatian lebih kepadaku, membuat senyumku merekah beberapa saat... Ah, GR banget dah, biasa aja kalee..:p
Satu hal yang pasti, aku yakin dia pasti bersikap sama seperti itu kepada setiap temannya. Jadi ya jangan berpikir bahwa dia memberi perhatian lebih padaku. Apalah diriku ini dibanding teman-temannya lain yg jauh lebih baik..namun aku tahu, harapan itu masih ada :). Akan tetapi, lebih baik nanti dulu lah pikirkan itu, biarkan harapan itu tetap utuh sampai saat aku mampu untuk berusaha meraih harapan itu :D. (Lebih lengkapnya tentang hal ini insya Allah akan dibahas di tulisan2 selanjutnya. stay tune!)
Kembali kepada 'rasa' yg kurasakan. Kali ini aku tau apa rasa itu dengan pasti, tak perlu basa basi, pasti para pembaca juga tahu, gak tahu kebangetan, orang ada di judulnya, kok jadi basa basi sih, kepanjangan woi, ya udah buruan! rasa itu adalah ce i en te a (kayak lagu), love alias cinta.. Rasa cinta terhadap apa? insya Allah bukan terhadap dia yang diceritakan sebelumnya, karena bisa jadi itu hanyalah tipuan murahan si iblis n the gank. Rasa cinta ini muncul sejak survei minggu sebelumnya, kemudian berlanjut saat acara di minggu ini, sehingga pasti bukan dia karena si dia tidak ada minggu lalu (ups..:p). Namun rasa cinta kepada ciptaan-Nya, Allah Yang Maha Agung.. Yes, I'm in love!
Bumi ciptaan-Nya begitu indah dan asri, salah satunya di Cilember ini. Curug 7 tingkat begitu indah dan menakjubkan, hingga tak pernah bosan manusia mengunjunginya. Udaranya sangat nyaman ketika siang, walau kadang begitu dingin saat subuh menjelang. Hamparan sawah dan rumah-rumah di kejauhan tak pernah puas dipandang. Saat matahari terbit atau terbenam pun menjadi panorama yang menggoda iman untuk diabadikan dalam sebuah figura. Ah romantis sekali rasanya. apalagi kalo berdua si dia :p. Semilir angin sepanjang hari bisa membuat nyenyak siapa saja yang mengidap insomnia, apalagi yg suka tidur :D.
Semua suasana tersebut rasanya membuatku makin takjub, terpesona dengan alam di bumi-Nya. Seakan-akan aku ingin tinggal di sini saja selamanya..ah tapi itu tidak mungkin. Aku harus kembali ke Jakarta, melanjutkan perjuangan untuk meraih impian dan harapan. Bahkan sebenarnya aku hidup di dunia pun hanyalah 'menumpang' saja, sebelum nanti suatu saat kembali kepada-Nya..
Ya Allah,
jadikanlah rasa ini untuk semakin mendekatkan diri padaMu,
sebagai pengingat diri bahwa Engkau lah Pemilik alam raya,
pengingat bahwa Engkau Maha Besar dan aku takkan pernah pantas menyombongkan diri,
menjadi sumber semangat untuk beramal dan ikhtiar,
sumber keyakinan bahwa Engkau pasti kan selalu memberikan yang terbaik untuk hambaMu,
dan terutama menjadi alasan juga tujuan dalam setiap tindakan...
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): 'Ya Rabb, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'" Ali-Imran, 190-191.
Komentar
Posting Komentar
silakan komentar