Beberapa waktu yang lalu, entah kenapa penulis akrab sekali mendengar istilah ‘LABIL’ di dunia maya. Yah walaupun cuma melihat gejalanya, tapi penulis dapat melihat labil ini sedang menjadi fenomena yang (seakan) lagi ngetrend di kalangan anak muda, remaja dan atau ABG. . Salah seorang teman penulis pun menyadari hal ini:
Bahkan muncul istilah Ababil a.k.a ABG labil, bukan burung labil ya. Rasanya gak 9aH03Lz (baca: gaul) gitu loch kalo gak pernah ngerasa labil (kayaknya gak gitu juga deh..:p). Gak percaya? Liat aja nih, di fesbuk sampe ada yang namanya ‘Abg Labil’
Jangan-jangan itu sebenernya kependekan dari Ahmad Bagus Gofur (ABG) Labil kali ye? hehe:p Uniknya, fenomena labil ini kok mirip krisis ekonomi global tahun lalu ya? ada efek domino gitu, awalnya cuma satu orang doang, eh lama kelamaan langsung bejibun dah tuh yang ngerasa labil, pake ngaku lagi. Bukan hanya penulis yang berpendapat seperti itu loh, seorang peneliti dari negara plurkyland pun menyatakan hal yang sama:
Labil terkadang mudah diidentifikasi oleh pelakunya. Coba Anda lihat beberapa pengakuan dari orang yang sedang labil di bawah ini:
Namun tampaknya labil bukan hal yang menyenangkan ya, bahkan sampe ada yang minta tolong kayak di bawah ini :D
Tapi jangan sampe mikir kayak yang di bawah ini yak, penulisnya lebay banget dah:
Well, mencoba untuk mengaplikasikan MPKT sedikit ilmiah, penulis akan mengemukakan beberapa topik masalah sebelum melanjutkan bualan ceritanya. Yang kepikiran pertama kali, sebenernya apa sih labil itu? Berbahayakah terjangkit virus labil? Apa penyebab labil? Apa saja macam-macam labil? Gimana ngatasin kelabilan? Apakah ada hubungannya dengan teman penulis, hi*man nabil? Satu tambah satu berapa? <-- tanda2 kelabilan :D
Lanjutin aja bacanya kalo mau tau.
Oke, seperti biasa pertama-tama penulis mencari arti kata di KBBI daring, ini hasilnya:
Wah ternyata menurut dosen si teman penulis 1 (TS1) manusia labil itu manusia yang reaktif, banyak tingkahnya gitu kali ya. Hm mungkin juga sih, saat lagi labil kalo kelamaan atau dosisnya tinggi bisa sangat berbahaya lho, pelaku labil bisa sangat-sangat reaktif. contohnya kayak gini:
Tuh kan! selain bikin reaktif, labil juga bikin orang jadi sedikit gak waras, masa’ kabel mau dicekek?? Kenapa gak tali jemuran aja?? krik krik krik..oke, itu garing. (doh) Nah karena penasaran, penulis meneliti lebih jauh tentang hal reaktif ini di negeri plurkyland. Penulis menyimpulkan bahwa labil ternyata tidak hanya membuat pelakunya reaktif, tapi juga memancing orang di sekitarnya menjadi reaktif juga dan dapat membahayakan nyawa si pelaku labil tsb. Sumpah ini gak lebay, nih liat buktinya:
Hii..serem gan.
Makanya gan, kalo lagi labil pastikan tidak ada kakak/adik/teman di dekat Anda yang mudah reaktif, juga jangan deket-deket radioaktif nanti bisa kena radiasi. >.<
Setelah mengetahui sedikit banyak tentang labil, penulis makin penasaran dan terus melakukan serangkaian penelitian terkait hal ini. Pertama-tama, sekitar beberapa hari yang lalu, penulis melakukan pencarian topic di plurk dengan keyword ‘labil, galau’, dan hasilnya:
Dari hasil pencarian tersebut dapat disimpulkan penggunaan kata labil sangat tinggi pada saat awal-awal tahun ini. Akan tetapi pada beberapa hari belakangan ini penggunaan kata labil dan galau sudah menurun frekuensinya, seperti terlihat dari grafik labil di atas. :D Nah saat penelitian berlangsung, penulis menemukan hal yang unik lagi lho. Tadi kita udah tau kan ya kalau labil itu dapat membuat pelaku dan orang di sekitarnya menjadi reaktif menjurus berbahaya. Tapi ternyata ada orang-orang super—kalo gak bisa dibilang aneh—yang malah mengidolakan labil dan galau itu saudara-saudara! cekidot:
Yang bawah ini malah nyari-nyari orang labil..(nottalking) dasar aneh
Eh ada yang lebih super lagi loh ternyata! Orang2 biasanya pada kesel kalo lagi labil, dia malah pengen labil..ngajakin labil bareng2 lagi..haduuh, tampaknya kiamat makin deket nih (ya iyalah) (doh)
Tampaknya si anak ini nyalahin bapaknya sebagai penyebab labilnya, dengan kata lain dia pengen bapaknya gak labil. Itu berarti mengharap yang lebih kan?
Ini lagi nyalah-nyalahin d’masiv, udah tau dmasiv lagunya gitu2. Mengharap dmasiv ganti personil semua terus ganti aliran musik jadi metal? Tuh kan mengharap yang lebih xD
Nah yang di atas ini unik, labilnya gara2 bandung. Emang bandung kenapa ya? Mengharap bandung pindah ke jakarta atau jakarta pindah ke bandung? Yah itu sih mengharapnya kelebihan xD
Yang ini lucu, dibikin labil sama temennya..harusnya dia tau dong emang temennya itu suka bikin labil, mengharap temennya itu berubah menjadi pengobat labil? Itu mah kelebihan ngarepnya xD
Hm kalo ini tampaknya hanya berlaku untuk orang-orang tertentu saja..(yang laen juga gitu kalee..xD) Tuh kan, dari beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal penulis terbukti secara sah dan meyakinkan. (walau maksa dan gak nyambung sih..:p) Ada yang masih gak setuju? Oke, itu kayaknya sumber-sumber di atas yang agak meragukan ya. (tetep gak ngaku salah :p) Baiklah, untuk lebih objektif dan meyakinkan, penulis mencari-cari lagi literatur yang lebih valid untuk menguji hipotesis awal. Setelah kesana kemari (pointer mousenya), penulis mendapatkan beberapa literatur kuno yang dapat dipercaya, ini dia:
Wuih mantap, ternyata sudah ada yang mempertanyakan tentang labil pada jaman sebelum masehi! (ceritanya xD) Di situ katanya labil karena masih adaptasi dengan lingkungan baru, tapi ada juga yang nyampah bilang dia emang labil dari sananya.. *peace ram :p
Lanjutan yang sebelumnya nih, si ‘nda’ nambahin kalo lagi labil tuh karena kebanyakan pikiran tapi gak berbuat apa-apa. Beda lagi dengan ‘san’, dia mudah labil kalau lagi inget ortu. Maklum doi kuliah di luar negeri, bukan swasta loh ya, beneran luar negeri, eh tepatnya sebelah negeri deng (spore) :p.
Kasian si ‘djo’ ini, dia nyari2 beamahasiswa (kan udah mahasiswa) tapi gak dapet2, itu yang bikin dia labil. Untung ada temannya ‘lia’ yang baik hati menyemangati si ‘djo’ ini.
We we we we...kayaknya si ‘mjo’ ini sebenernya adalah pujangga yang pandai merangkai kata nih, bukan peny*mpah biasa :p. Walau kurang yakin sama ucapannya sendiri, tampaknya dia membuat pengamatan yang hebat sekali tentang peyebab labil. Mari kita renungkan.. Yeah, manusia memang memiliki rasa cinta kasih, terhadap apapun di sekitarnya. Bisa keluarga, teman, sahabat, binatang piaraan, ataupun nonhayati seperti masa-masa TK,SD,SMP,SMA, kuliah, bulan madu,dll. Kecintaan terhadap hal-hal seperti itu membuat manusia terkadang enggan untuk menerima atau menjalani sebuah fase baru kehidupan yang jauh dari hal-hal yang dicintainya. Keengganan atau setengah-setengah dalam menjalani babak baru kehidupan itulah yang mungkin menyebabkan manusia mengalami kelabilan perasaan dalam perjalanan kehidupannya. Terlebih lagi jika kita berada dalam fase remaja yang akan beranjak dewasa kelak, dimana kata orang2 (gak tau bener atau hoax :p) fase ini kita sedang mencari jati diri kita yang akan mempengaruhi kehidupan kita sampai tua nanti. Nah dalam masa pencarian ini mungkin yang bikin remaja atau anak muda makin mudah merasa labil. Faktor lingkungan berpengaruh juga sih. Saat kita berada dalam suatu keadaan yang menyenangkan, kita mungkin berpikir bahwa ini akan terus kita rasakan dan seperti inilah kehidupan yang cocok buat kita. Namun apa daya? Kehidupan tidak semudah itu bung! Saat melangkah maju, kita menemukan sebuah kondisi dimana hal-hal idealis yang kita pikirkan tidak kita temui. Sebaliknya, hal-hal yang ingin kita hindari malah menjadi kenyataan yang harus kita hadapi. Ketakutan menghadapi hal seperti itu yang membuat kita labil. Saat kita sudah mencintai kondisi yang menurut kita sudah ideal dan takut kehilangan itu, sulit untuk kita mau berubah dari kondisi tersebut. Mirip-mirip prinsip salah satu Hukum Newton, dimana suatu materi akan terus bergerak sepanjang tak ada yang ngalangin, atau sebaliknya akan diem terus selama tak ada yang nyenggol. Intinya, malas untuk berubah dari kondisi sebelumnya. Untungnya, tidak selamanya kita menemui hal-hal gak enak. Pastinya kita menemukan lagi suatu kondisi baru yang mungkin lebih menyenangkan dari sebelumnya, dan lagi-lagi kita mungkin berpikir bahwa beginilah seharusnya kehidupan kita. Eh tapi lagi-lagi saat melangkah lebih jauh, kita temukan lagi suatu kondisi yang tidak menyenangkan untuk kita. Berulang aja terus..tapi sampe kapan? Kayaknya sih sampai kita gak lagi dikontrol sama kondisi-kondisi di sekitar kita, tapi kita lah yang mengontrol diri kita sendiri untuk menghadapi semua kondisi tersebut. Loh kok jadi panjang gini bahasannya? :p Jadi pada dasarnya, penyebab labil adalah suatu kondisi dimana kondisi tersebut bukanlah kondisi yang kita harapkan atau inginkan, namun kita seakan tak dapat berbuat apa-apa untuk menghadapi kondisi tersebut. Tuh, mirip kan sama hipotesis awal penulis? Udah percaya semua kan sekarang? Kalo gak setuju sok silakan aja, gak ada yang maksa buat setuju kok..wong semua ini pendapat pribadi aja. Hehe :D
Pada tingkatan mutasi yang lebih berbahaya, labil pun menyerang benda mati! Seperti yang diperlihatkan gambar di bawah ini:
Lebih heboh lagi, virus labil yang langsung menyebar dengan perantara manusia dan menginfeksi benda di sekitarnya, seperti yang dialami oleh teman penulis 2 (TS2) di bawah ini:
Dan yang paling heboh, virus labil mulai menguasai dunia kita! Lihat saja gambar dibawah ini. Oh tidaak!! :D
Sungguh pesat sekali mutasi yang telah terjadi dan penyebaran virus labil di berbagai lini kehidupan manusia. Daritadi kita udah ngeliat kan ya berbagai macam labil dan beberapa efek negatifnya. Saat penulis meneliti di tempat lain—sebut saja bukuwajah—ternyata disana malahan ada loh sekelompok orang yang dengan bangganya menyebut perkumpulan mereka itu ‘LABIL’. Mungkin itu sebagai bentuk solidaritas antar sesama orang yang labil kali ya..nih liat aja:
Ada yang tertarik bergabung? Selidik punya selidik, ternyata grup fesbuk itu adalah sebuah agen travel gitu, menyediakan jasa untuk travel liburan ke tempat-tempat wisata..hoo gitu toh, kirain perkumpulan orang labil ya. Aneh banget ya namanya LABIL, emang gak ada nama yang laen apa ya.. Lain lagi dengan yang di bawah ini, orang ini berhasil memanfaatkan labil untuk mendapatkan keuntungan pribadinya. Yah walaupun maksudnya agak rancu, tapi dia cukup jenius untuk memanfaatkan kata ‘labil’ untuk mempengaruhi karma plurk-nya. :p
Itu sih namanya menjudge diri sendiri, dan mungkin dia beneran jadi labil sepanjang tahun..hii ogah deh. Jadi siapkan mindset yang positif ye, jangan pernah menjudge diri sendiri labil, apalagi terpikir untuk melakukan hal yang mengerikan berikut ini:
Jangan sampe deh ada yang kayak gitu..kasian si mbah ‘mjo’ ini sebegitu parahnya labil yang diderita, sampai2 pernah terpikir mau mati..tapi tenang aja, sekarang orangnya masih idup kok. :-)) Jadi apakah solusi jangka pendeknya? Beberapa sumber yang berhasil penulis temukan:
Boleh tuh dicoba kalau lagi labil malem-malem sekitar jam 8-9, setel aja tr*ns7. Insya Allah kalo kita hayati ceritanya dapat membuat kelabilan sedikit berkurang. Atau mau coba yang ini:
Nah yang di atas ini bagus juga tuh, dia berhasil menemukan obat penenang labilnya di jagat plurkyland langsung. Tentunya hal itu tidak terlepas dari teman-temannya, salah satunya yang berafiliasi dalam grup plurk8rs, yang terus menemani dan menyemangati dia sehingga dapat mengurangi kelabilan dirinya. Mantap sekali gan! Dua contoh solusi di atas dapat Anda terapkan sebagai solusi jangka pendek untuk mengatasi labil. Sebenarnya tidak hanya itu saja, masih banyak cara lainnya yang lebih sesuai dengan kondisi Anda sendiri. Caranya, coba cari suatu kegiatan yang dapat membuat Anda merasa senang, nyaman, dan bersemangat setelah melakukan kegiatan tersebut. Contohnya, penulis suka membaca buku-buku motivasi,psikologi,pengembangan diri di toko buku—gratis gitu loh— dan setelah itu biasanya jadi makin bersemangat deh tuh. Jadi kalau lagi merasa sering labil, pergi aja ke toko buku, insya Allah pulang-pulang jadi semangat deh. Nah coba cari apa yang dapat membuat Anda merasa seperti itu. Mungkin maen game, nonton film, curhat, cerita2 sama ibu bapak kakak adek, atau apapun. Cari yang paling sesuai ajalah. Mungkin ada yang bertanya2, mengapa disebut jangka pendek? Ya menurut penulis sih hal itu hanya membuat labil berkurang pada saat tertentu saja, tidak permanen. Setelah nonton, ngeplurk, atau apapun, kalo ketemu kondisi yang membuat labil, ya pasti labil lagi deh. Jadinya kayak obat penenang aja, sewaktu dibutuhkan berguna tapi tidak menyembuhkan. Lalu, seperti apa obat jangka panjang tersebut? Apakah dengan bergabung dengan grup seperti di bawah ini:
Hm, kayaknya gak jaminan deh..terlebih lagi banyak tulisan membernya yang harus didecode dulu, karena terdiri dari kombinasi angka hurus besar kecil singkatan pula! Tapi tidak semua lho kayak gitu, ada juga yang ngasih tau solusi bagus..lihat saja skrinsut wall grup itu di bawah ini:
Bagus tuh idenya, baca aja buku itu. Atau bisa juga buku-buku motivasi atau inspiratif lainnya, yang tentunya dapat memotivasi kita untuk senantiasa semangat menjalani hidup ini. Kalau kita benar-benar menghayati apa yang tertulis dalam buku seperti itu, insya Allah kita akan siap menghadapi kondisi apapun nanti, jadi gak mudah labil. Baru satu aja. Mau tau kelanjutannya? Tungguin aja... :p Bersambung... :D






la•bil a 1 goyah; tidak mantap; tidak kokoh (tt bangunan, pendirian, dsb); 2 goyang; tidak tenang (tt kendaraan, kapal, pesawat terbang, dsb); 3 tidak tetap; mudah berubah-ubah; naik turun (tt harga barang, nilai uang, dsb); 4 tidak stabil; cenderung berubah; 5 Fis tidak seimbang dan mudah berubah; ke•la•bil•an n perihal labilYap itulah artinya secara bahasa. Nah kalo menurut penulis sendiri sih definisi dari kata labil yang sering didengar akhir2 ini adalah perasaan tidak menentu yang dialami seseorang, dalam jangka waktu tertentu—biasanya sebentar—namun gak tentu tuh kapan nongol dan hilangnya, namanya juga labil, labil pula kemunculannya. Nah loh jadi rekursif(berulang) gitu kan.. Eh ternyata fenomena labil dapat pula dijelaskan dari sudut pandang kimia loh. Nih kata salah seorang teman penulis:







Penyebab
Whew, ternyata semakin dalam diteliti semakin banyak hal unik dan menarik ya. Ah tapi penulis tetep harus berpegangan pada topik masalah yang telah disebutkan sebelumnya. Sekarang penulis coba menganalisa penyebab-penyebab munculnya labil pada seseorang. Hipotesis awal penulis, labil disebabkan oleh keadaan yang tidak sesuai dengan harapan atau ekspetasi kita dan kita merasa seharusnya harapan kita itu bisa terpenuhi. Intinya masih pengen yang lebih dari keadaan sekarang. Nah ternyata oh ternyata, tampaknya hipotesis awal ini cukup cocok dengan hasil penelitiannya. Coba deh bandingin:








Macam-macam Labil
Masih kuat baca sampe abis? Atau mau lanjutin nanti aja? Oke! Kalau masih mau nerusin baca sampe abis, penulis menyarankan kepada Anda untuk rehat sejenak dulu lah..gak capek apa melototin layar mulu dari tadi? Coba icebreaking sendiri, ambil es batu, palu atau apapun, terus pecahin deh es batunya..atau regangkan tangan, kaki, kepala Anda sebentar tapi jangan kepanjangan reganginnya nanti jadi kayak Luffy lagi.. Setelah pembahasan yang cukup serius tadi di atas (emang ada? :p), mari kita bahas lagi yang gak serius kali ini. Setahu penulis, labil pada awalnya hanya menyerang para remaja saja. Namun sejak perkembangan teknologi yang pesat, ternyata labil pun mulai bermutasi dan menyerang berbagai unsur dalam kehidupan kita. Langsung aja laporan penelitiannya: Mutasi virus labil ini bermula saat ditemukannya laporan seseorang mengenai mantan remaja putri yang dipercaya masih mengidap virus labil ini:





SOLUSI
Huff, capek juga ternyata membuat penelitian tentang labil ye. Nah akhirnya kita sampai pada bagian inti dan terpenting dalam penelitian ini. (jadi yang sebelum2nya apa??) Jika ada masalah, maka ada solusinya. (Asumsikan pernyataan tersebut valid) Begitu pula perihal kelabilan ini. Bila itu kita anggap masalah, maka pasti ada solusinyaa agar labil menjadi hilang dan tidak mudah terserang lagi. Justru penelitian tentang solusi ini adalah hal yang paling krusial karena gak ada gunanya ngebahas panjang lebar kayak tulisan2 di atas tapi kita tetep gak ngerti harus gimana buat ngatasin labil. Jadi seharusnya tadi baca langsung bagian ini aja dong? Ya, bisa dibilang gitu..hehe. tapi gak rugi kan baca dari awal, banyak yang lucu-lucu dan imut-imut.. :p Oke, pada bagian solusi ini, penulis membagi 2 jenis solusi. Pertama, SJP alias solusi jangka pendek, kedua, SJP (juga) tapi artinya solusi jangka panjang :p. Oya satu hal lagi, jika ingin keluar dari lembah ke-labil-an, jangan pernah sekali-sekali berpikir seperti orang ini ya:





wah wah, niat banget bikinnya (worship)
BalasHapussayangnya ga ada plurkkan dari meysa sih jadi kurang gimanaa gitu xD
ayo ditunggu kelanjutannya yaa!
yahya serius postingan lo yang ini mantap banget gaaaaan!!!!!!! *thumbs up* aku ijin mengutip ya :D
BalasHapus