Langsung ke konten utama

IM2 Broadband

Sudah genap tiga bulan ini ane menggunakan kartu im2 untuk berselancar di internet. Sebelumnya sih pake speedy personal yang paket 2GB, tapi karena ada sedikit masalah dengan overquota akhirnya mau tak mau koneksinya dicabut deh. Nah setelah sapidi diputus, hampir sebulan (dengan sangat terpaksa) menggunakan telkomnyet instan di rumah kalo lagi kepepet gak bisa ke warnet. Untuk orang2 yg pernah pakai telkomnet pasti mengerti bagaimana perasaan ane pas lg koneksi dgn itu..huaaah, llleeeemmmooooootttt gilaaaa... atau jangan2 karena udah bysa make spidi yg speednya lumayan pas make telkomnet jadi langsung ngerasa lemot banget ya? ah apapun itu tapi emang kenyataannya telkomnet instan itu cukup lambat speednya. Wajar aja sih, namanya juga koneksi dial-up, maksimal cuma 64kbps. Nah sekitar sebulan selama memakai dial-up itu, ane sekalian nyari2 paket or program internet broadband yang ada di jakarta selain speedy. Tentunya nyari yg unlimited juga, biar puas makenya n gk terjadi insiden kaya sapidol yg dulu, dan juga murah deh, hehe. Setelah bertanya2 pada mbah gugle yg baik hati tidak sombong dan rajin menabung (nabung link), akhirnya dapet banyak info deh tentang internet broadband unlimited yg lumayan murah. Eh tau gak, ternyata secara garis besar, ada dua jenis yg yah bisa dibilang paket langganan koneksi internet broadband. Yang satu adalah fixedwire, satu lagi yaitu unfixed wire alias wireless. Fixed wire yg pake kabel, bisa kabel telepon atau saluran khusus, itu ya koneksi internet rumahan biasa seperti speedy, fastnet, cbn, dll. Sedangkan yg wireless kebanyakan sih menggunakan teknologi 3/3.5G yg akses data alias speed internetnya (katanya) bisa mencapai 7.2 Mbps! selain itu biasanya kaya hotspot2 gtu, tapi jangkauannya nyampe satu kelurahan, kalo gak salah namanya RT/RW Net. hyuh,,setelah membaca produk2 disana disini, membandingkan kualitas layanan dan harga, kemudahan pemakaian, dll. akhirnya ane memilih paket IM2 Broom Unlimited sebagai koneksi internet. Sekilas tentang produk indosat ini, menurut beberapa review di forum2 daring sih banyak yg bilang pas lagi dipake tidak sesuai dengan yang dijanjikan di brosur/keterangan produknya.

Komentar

  1. yahyaa..
    link blog gw yaa
    gw akan link blog lo juga
    makasih ;)

    BalasHapus

Posting Komentar

silakan komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pranala Blog-nya anak Jagung

Yak berikut daftar pranala blog anak fasilkom ui 2009 alias Jagung. Dicari dan diambil dari berbagai sumber secara brute force. Yang diambil adalah blog dengan domain sendiri atau yang ada di blogspot, wordpress, blogsome, deviantart, tumblr, .co.cc, dan livejournal. Selain itu seperti formspring dan twitter tidak dimasukkan karena kayaknya bukan termasuk kategori 'blog'. Kalau ada yang ingin menambahkan atau justru tidak ingin dimasukkan, feel free to contact me :)

Satu Tahun Kemudian

Ibarat film, blog ini mengalami percepatan lini masa ke satu tahun mendatang, sejak entri pos terakhir ada. Tidak sama persis sih, karena memang secara harfiah setahun (lebih) kemudian baru nulis lagi, bukan percepatan. Hahaha, cuma bisa ketawa miris xD Banyak banget yang sudah terjadi selama setahun terakhir ini. Buat teman-teman saya yang terhubung di media sosial, khususnya facebook, tentunya tahu peristiwa bersejarah untuk saya tahun lalu: menikah. Sejak saat itu, dunia yang tadinya seakan diputar dalam pola warna grayscale dari kacamata seorang jomlo, berubah menjadi full color . :D sumber

Ekspektasi

Seorang kawan pernah nge-tweet, "If you expect nothing, you'll get everything". Sekilas sih emang bener, kalau kita gak ekspek apa2, maka semua yang kita dapat akan menjadi suatu hal yang cenderung menyenangkan. Ada yang bikin rumus, kebahagiaan = realita - harapan. Ketika harapan/ekspektasi dihilangkan (0), maka realita apapun yang terjadi akan menjadi sumber kebahagiaan. Sayangnya, semua itu hanya teori. sumber Walau secara pikiran sadar kita bilang ke diri sendiri, "Jangan berharap apa-apa", secara berulang-ulang, pikiran bawah sadar kita sesungguhnya sudah memiliki harapan itu sejak awal, bahkan sebelum kita memikirkannya. Bisa aja kita menyangkal, tapi tetap saja harapan atau ekspektasi itu tetap ada di sana. Maka, yang paling bisa kita lakukan bukan lah menghilangkan ekspektasi itu, tapi mengelolanya (manage). Dari mana datangnya ekspektasi? Dari mata turun ke hati katanya. Atau lebih tepatnya secara sains, dari mata naik ke otak. Artinya, segala i