Langsung ke konten utama

Satu lagi ‘persimpangan jalan’ kehidupan…

(tulisan sendiri nih, hehe) Tahukah Anda bahwa kita baru saja melewati minggu yang melelahkan dan menentukan? hehe, buat seluruh anak kelas 3 SMA sih pasti ngerasain banget ye. Yap minggu ini dari senin-jumat kemarin kita baru aja melaksanakan ujian nasional. Tentunya ujian ini sesuatu yang sangat spesial, karena hasilnya akan menentukan kelulusan kita dari jenjang pendidikan SMA. Ya walaupun masih ada paket C, tapi tetep aja lebih bergengsi dan pada pengen lulus UN daripada paket c kan, meskipun nilai UNnya bener2 minimal, hehe. Namun konsekuensi dari keinginan untuk lulus UN tersebut selain berdampak baik ternyata menimbulkan dampak yang negatif pula. Kalo yang bener kan orang tuh jadi lebih rajin dan efektif belajarnya, percaya diri bisa ngerjain soal2 sendiri, bisa lebih memanaje diri sendiri, yang akhirnya dia dapat lulus UN dengan nilai yang memuaskan. Entah karena hukum alam atau apa, sisi negatif selalu hadir mendampingi yg positif. Pun halnya dalam UN ini, karena merasa dituntut “wajib” lulus dengan nilai yang terbaik dan jadi parno (takut) gak lulus membuat sebagian dari kita menempuh berbagai cara yg tergolong negatif/curang. Ya kita semua tau lah apa aja ‘cara2’ tersebut, gak usah disebutin di sini. Tiba-tiba jadi kepikiran, kalau ada survey kejujuran untuk seluruh siswa SMA/SMK/MA yg ikut UN, minimal di Jakarta deh, kira-kira berapa persen ya yg ngaku menggunakan cara2 curang tersebut? Hm, menurut ane sih gak lebih dari 20% lah yg gk jujur ngerjain sendiri. Atau jangan2 malah cuma segitu yg bener2 ngerjain dengan kemampuan sendiri? wallahu’alam. Harusnya pemerintah khususnya depdiknas sadar dan membuka mata terhadap realita ini, karena bila hal ini terus berlangsung, esensi dari UN itu sendiri akan hilang dan tak berguna, hanya membuang2 uang negara juga siswa. Eits,,kok jadi melebar gini sih. Maksud tulisan ini bukan itu loh, jadi jangan bosen bacanya ye, hehehe. Buat yg nonton ‘The Master’ episode Season1vsSeason2 (kok episode sih?) malem minggu kemaren pasti inget kata2nya Abu Marlo pas tampil pertama dong. Kata dia hidup itu adlah memilih, bahkan semenjak bayi. Eh bener kan ya itu kata2 Abu Marlo? Ah kata siapa kek, yang pasti memang benar bahwa kita hidup takkan terlepas dari Pilihan dan keharusan untuk memilih. Dan tahukah Anda bahwa setiap hari setiap pagi bahkan sebelum bangun tidur pun, kita sudah dihadapkan pada pilihan? hah dari sebelum bangun? Iya kan, pas lagi tidur secara gak sadar kita diberikan 2 pilihan: mau bangun atau tidur terus tuk selamanya? hehehe, gak deng. Terkadang kita berhadapan dengan berbagai pilihan, tidak hanya 1 atau 2 saja. Ibarat jalan, saat seperti itu layaknya persimpangan jalan besar yang banyak simpangannya. Bukan pertigaan atau perempatan lagi, bahkan bisa saja persepuluhan. Contohnya jika kita ingin makan di restoran atau warteg lah paling gak, kita pasti harus milih menu kan? Yang pasti menu itu gak mungkin cuma ada 2 pilihan kan, pasti lebih, mirip persimpangan jalan. Dan tanpa kita sadari, salah satu ‘persimpangan jalan’ penting dalam hidup kita terjadi pada minggu UN ini. (akhirnya nyambung juga ma judul, haha) Tentang masa depan… Persimpangan pertama, setiap hari selama UN berlangsung ada beberapa pilihan yang bisa kita ambil. Apakah mau ngerjain UN dengan kemampuan sendiri, menggunakan bantuan ‘sms a friend’, ’ask the audience’, atau fitur ‘copas key javatyre’, atau yang lainnya? Apapun pilihan yg diambil pastinya ada konsekuensinya dong. Lagi2 kata Abu Marlo, pilihan kita di masa lalu menjadikan kita seperti sekarang, dan pilihan kita sekarang akan menentukan diri kita di masa depan. Ah lebay ah, ini kan cuma buat ngerjain UN aja, apa ngaruhnya sih buat ntar. Mungkin ada yg berpendapat seperti ini. Akan tetapi apakah kita yakin hal itu tak berpengaruh? Sebenarnya yg dikhawatirkan hal itu akan menjadi kebiasaan dan nantinya jika kita semua udah kuliah nih (amiin) terus ditanya nilai UN nya brapa, wuih bagus, tapi pas uts (ujian tengah semester) atau uas (ujian akhir semester) nya malah jeblok atau malah ketauan melakukan ‘kebiasaan’ waktu SMA dulu. Jikalau itu terjadi, mau setebel apapun muka n bedak an loe pasti tetep aja ada rasa malu walau secuil kan? Walaupun persimpangan itu sudah lewat dan tidak dapat memutar balik untuk merubah jalan yang sudah kita tempuh, selalu masih ada persimpangan lain untuk kembali ke jalur awal. Apakah setelah ini kita berusaha memperbaiki diri atau terus melanjutkan ‘kebiasaan’ tersebut? It’s your choice. About the future… Nah ternyata ada satu lagi nih persimpangan jalan hidup yg penting pada minggu ini. Tapi agak beda dari yang pertama, yang ini pilihannya lebih ekstrem dan dilemanya relatif lebih besar. Yak benar sekali! pengumuman kelulusan um undip, ugm, n unair. Eh tadi ada yg nebak gak sih? ane maen tulis bener2 aja lg..hehe. Buat yg sebelomnya belom diterima di universitas mana pun dan akhirnya dapet pasti seneng banget dong, apalagi klo dapet pilihan pertamanya. Sebaliknya, buat yang sampai sekarang masih belum dapat dimana pun padahal udah ikut semua tes pasti merasa sedih n kecewa wlpun sedikit. Waktu pengumuman simak n usm 1 dulu, kayaknya sih biasa aja ya, maksudnya yg belum keterima tuh gak terlalu bersedih, masih sangat percaya bahwa ini adlah rencana-Nya yg terbaik. Tapi entah kenapa klo sekarang menurut sepenglihatan ane, yg masih blom keterima tuh lebih frustrasi,jg jauh lebih sedih n kecewa. Ya dapat dimaklumi sih, udah ikut ini itu tapi belom ada yang dapet. Kembali lagi ini adalah sebuah pilihan, apakah ingin terus merasa kecewa dan sedih, menerima dengan ikhlas, nyalahin orang lain, atau mnjadi lebih semangat belajar? Yang penting jangan pernah putus asa, dan teruslah berdoa kpda-Nya untuk diberikan yg terbaik. Hadapilah dengan senyuman! Oh iya, ane jadi teringat beberapa patah kata dari Pak Mario Teguh tentang doa yg belum terkabul. Kira2 gini ceritanya: Pada sebuah acara yg dipandu Mario Teguh di sebuah stasiun tv swasta ibukota, seorang penelepon bertanya: “pak mario, saya sudah sering bahkan tiap hari berdoa agar usaha saya menjadi sukses, tapi sampai saat ini usaha saya belum ada kemajuan sama sekali. Apa yang harus saya lakukan?” Pak Mario dengan senyuman dan suaranya yang khas menjawab dengan bijak, “Jika kita berbicara mengenai doa yang belum terkabul, kita harus melihat sisi lain dari doa itu. Apakah kita berdoa hanya saat kita butuh sesuatu? Apakah kita menyempatkan diri ‘berbicara’ dengan-Nya hanya pada saat kita ingin mendapatkan sesuatu? Nah jika memang seperti itu kondisinya, mungkin Tuhan senang saat Anda berbicara kpda-Nya, mungkin Dia suka dengan doa dan pujian Anda kepada-Nya. Mungkin Tuhan takut jika Dia memberikan apa yg Anda inginkan, lalu Anda lupa dan tidak pernah lagi berdoa dan berbicara lagi kepada-Nya. Coba mulai sekarang sedikit diubah isi doa Anda, berjanjilah jika Anda mendapat apa yg diinginkan, Anda tak akan lupa untuk bersyukur dan tetap berdoa pada-Nya. Itu.” Super sekali. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya. Satu lagi yg menjadi pembahasan tentang pilihan hidup, yaitu tentang teman2 yg sudah mendapat universitas tapi bukan pilihan utamanya. Ya misalnya pengen banget masuk UI tapi dapetnya bukan UI (ITB, Undip, UGM,atau lainnya) atau UI juga tapi pilihan kedua. Terkadang hal itu menjadi dilema tersendiri untuk memilih langkah selanjutnya. Apakah mau mencoba untuk masuk UI lagi atau diambil aja yg udah didapet? Lagi2 ini merupakan persimpangan jalan yg penting untuk menentukan kehidupan di masa yang akan datang. Yang pasti, jikalau kita ragu dalam menentukan pilihan, janganlah ragu untuk bertanya kepada Dia Yang Mahatahu. Buat yg islam tentunya salah satu cara yg terbaik yaitu salat istikharah, kn bisa buat latian praktek agama jg lah, hhe. Yang pasti apapun keputusannya, kita harus ikhlas menerima dan menjalaninya, dan percaya bahwa itulah rencana terbaik-Nya untuk kita.
Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan? Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas." Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil; " anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. " Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata:"Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan. Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah; "Allah, apa yang Engkau lakukan? " Ia menjawab: " Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?" Kemudian Allah menjawab," Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke surga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."
Siapa yang tahu? Mungkin kamu akan mendapatkan yang lebih baik daripada keinginanmu jika kamu sabar menunggu. Siapa yang tahu? Mungkin kamu akan menjadi pribadi yg lebih baik di sana daripada di sini. Siapa yang tahu? Mungkin kamu akan mendapatkan kebahagiaan yg lebih di sini daripada di sana. Siapa yang tahu? Mungkin kamu akan menjadi orang yang hebat jika kuliah di sini. Siapa yang tahu? Mungkin kamu akan bertemu dengan orang yang akan menjadi pendampingmu sepanjang sisa hidupmu di sana. Siapa yang tahu? Siapa yang tahu? Hanya Dia, Allah Yang Maha Mengetahui. Insya Allah, jika kita berpegang teguh terhadap Janji-Nya dan agama yg diridhai-Nya, Islam, segalanya akan menjadi indah…

Komentar

  1. Great (bukan nice lagi lho) post gan!
    Iya, gw sependapat sama lo men.
    Cieh selamet menjalani hari" di fasilkom ya! haha

    BalasHapus

Posting Komentar

silakan komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pranala Blog-nya anak Jagung

Yak berikut daftar pranala blog anak fasilkom ui 2009 alias Jagung. Dicari dan diambil dari berbagai sumber secara brute force. Yang diambil adalah blog dengan domain sendiri atau yang ada di blogspot, wordpress, blogsome, deviantart, tumblr, .co.cc, dan livejournal. Selain itu seperti formspring dan twitter tidak dimasukkan karena kayaknya bukan termasuk kategori 'blog'. Kalau ada yang ingin menambahkan atau justru tidak ingin dimasukkan, feel free to contact me :)

Satu Tahun Kemudian

Ibarat film, blog ini mengalami percepatan lini masa ke satu tahun mendatang, sejak entri pos terakhir ada. Tidak sama persis sih, karena memang secara harfiah setahun (lebih) kemudian baru nulis lagi, bukan percepatan. Hahaha, cuma bisa ketawa miris xD Banyak banget yang sudah terjadi selama setahun terakhir ini. Buat teman-teman saya yang terhubung di media sosial, khususnya facebook, tentunya tahu peristiwa bersejarah untuk saya tahun lalu: menikah. Sejak saat itu, dunia yang tadinya seakan diputar dalam pola warna grayscale dari kacamata seorang jomlo, berubah menjadi full color . :D sumber

Knowing

Hari rabu minggu lalu, entah setelah berapa lama akhirnya penulis berkesempatan untuk menonton bioskop lagi. Mungkin sudah lebih dari setengah tahun kali ya, selama itu nonton film ‘bioskop’nya di kelas atau gak laptop sendiri, hehe. Lumayan menghemat loh, misalkan paling murah tiket bioskop 10.000, sebulan paling gak ada satu film baru yang wajib tonton, 6x10000= 60.000! belum lagi ongkos, snack atau makannya, minum juga pastinya, benar2 menghemat kan. haha, perhitungan banget ye. Apapun itu, film yang berhasil ditonton minggu lalu adalah Knowing. Ada yang unik saat memutuskan untuk menonton film ini. Begini ceritanya, penulis memilih bioskop yang paling dekat rumah untuk menonton (hidup cijantung!), dan kebetulan film yang diputar salah satunya adalah Knowing. Ternyata Knowing itu satu-satunya film produksi luar negeri yang ada di daftar main bioskop itu, lainnya film dalam negeri. Sekedar informasi, di daerah sini memang yang lebih laku itu film lokal, film hollywood gitu cuma sedi