Langsung ke konten utama

Rihlah episode 2 part 2 FINAL

Setelah selesai sarapan dan berbincang-bincang tentang berbagai hal, akhirnya kami berangkat menuju tujuan utama rihlah kali ini, wisata air panas Gunung Pancar. Kami berdelapan menaiki satu mobil milik salah satu alumni, kalau tidak salah sih mobilnya daihatsu terios, bener gak ya? Dengan formasi 2-3-3 + barang2, alhamdulillah mobil masih bisa berjalan dengan lancar. Dipandu oleh tuan rumah yang katanya sudah pernah ke tempat tujuan, eh baru aja beberapa ratus meter kami kebingungan mencari jalannya alias nyasar. Ternyata yang kami lewati ini adalah jalur baru, jadi sang pemandu pun sebenarnya belum pernah lewat sini. Akhirnya mau gak mau kami pun bertanya ke penduduk setempat. Setelah itu pun, kami masih sedikit nyasar2 di jalanan yag aneh, yang keliatannya sih tempat buat belajar mobil. Sudah sekitar 30 menit setelah berputar2, akhirnya kami pun kembali ke jalan yang benar. Dibantu oleh sang navigator dengan map yang ada di hape canggihnya, kami semua sampai juga di tempat tujuan sekitar jam 9. Ternyata sudah cukup ramai juga, kami pun segera masuk dan mencari spot yang enak buat rame2. Singkat cerita, kami cukup beruntung bisa memakai sebuah kolam yang sebenarnya untuk rame2 (campur) untuk kami sendiri, jadi gak ada orang lain yang ikut berendam di situ. Wah lumayan maknyus deh berendam air panas di situ, sambil rame2 cerita ini itu. Sekitar jam setengah 11an akhirnya kami menyudahi kegiatan berendamnya. Kami pun segera meluncur lagi ke rumah, sampai pas dzuhur, sholat dulu di masjid, langsung beres2 di rumah deh. Saat perjalanan pulang kami mampir dulu makan siang di sate kiloan yang katanya cukup terkenal di daerah itu. Ternyata maknyus juga nih makanannya, sampai nambah lagi. Malahan ada yang makanin kecap di piring hingga tetes terakhir..hehe, peace.. Setelah puas berwisata dan makan yang mengenyangkan, kami pun pulang ke jakarta..the end.

Komentar

  1. mantap bro,,,,

    tapi sayangnya,,, nasinya cuma dikit,,,,
    kurang nampol

    BalasHapus

Posting Komentar

silakan komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pranala Blog-nya anak Jagung

Yak berikut daftar pranala blog anak fasilkom ui 2009 alias Jagung. Dicari dan diambil dari berbagai sumber secara brute force. Yang diambil adalah blog dengan domain sendiri atau yang ada di blogspot, wordpress, blogsome, deviantart, tumblr, .co.cc, dan livejournal. Selain itu seperti formspring dan twitter tidak dimasukkan karena kayaknya bukan termasuk kategori 'blog'. Kalau ada yang ingin menambahkan atau justru tidak ingin dimasukkan, feel free to contact me :)

Satu Tahun Kemudian

Ibarat film, blog ini mengalami percepatan lini masa ke satu tahun mendatang, sejak entri pos terakhir ada. Tidak sama persis sih, karena memang secara harfiah setahun (lebih) kemudian baru nulis lagi, bukan percepatan. Hahaha, cuma bisa ketawa miris xD Banyak banget yang sudah terjadi selama setahun terakhir ini. Buat teman-teman saya yang terhubung di media sosial, khususnya facebook, tentunya tahu peristiwa bersejarah untuk saya tahun lalu: menikah. Sejak saat itu, dunia yang tadinya seakan diputar dalam pola warna grayscale dari kacamata seorang jomlo, berubah menjadi full color . :D sumber

Ekspektasi

Seorang kawan pernah nge-tweet, "If you expect nothing, you'll get everything". Sekilas sih emang bener, kalau kita gak ekspek apa2, maka semua yang kita dapat akan menjadi suatu hal yang cenderung menyenangkan. Ada yang bikin rumus, kebahagiaan = realita - harapan. Ketika harapan/ekspektasi dihilangkan (0), maka realita apapun yang terjadi akan menjadi sumber kebahagiaan. Sayangnya, semua itu hanya teori. sumber Walau secara pikiran sadar kita bilang ke diri sendiri, "Jangan berharap apa-apa", secara berulang-ulang, pikiran bawah sadar kita sesungguhnya sudah memiliki harapan itu sejak awal, bahkan sebelum kita memikirkannya. Bisa aja kita menyangkal, tapi tetap saja harapan atau ekspektasi itu tetap ada di sana. Maka, yang paling bisa kita lakukan bukan lah menghilangkan ekspektasi itu, tapi mengelolanya (manage). Dari mana datangnya ekspektasi? Dari mata turun ke hati katanya. Atau lebih tepatnya secara sains, dari mata naik ke otak. Artinya, segala i