Langsung ke konten utama

Rihlah episode 1

Ini adalah tulisan tentang jalannya acara rihlah yang disebut pada postingan sebelumnya. Untuk kali ini baru hari pertamanya aja nih yang sempet ditulis, sisanya insya Allah akan segera menyusul. Hari Sabtu Sampai di tempat tujuan sekitar jam setengah empat lewat, berhenti dulu di sebuah masjid untuk menunaikan salat asar. Ba’da asar, semua langsung menuju rumahnya yang ternyata tidak jauh dari mesjid. Kami pun langsung memulai syuro (musyawarah) dan diskusi yang dipimpin oleh salah satu alumni. Dalam syuro kali ini poin utama yang dibahas adalah perencanaan dakwah sekolah selama semester ini, khususnya masalah kaderisasi yang akan dilakukan kelas 2. Dalam syuro tersebut, anak kelas 2 yang hadir ada empat orang, kelas 3 dua orang, alumni dari angkatan 2008 dua orang, angkatan 2006 dua orang, angkatan 2003 dua orang. Totalnya bisa dihitung sendiri lah ya. Acara berjalan lancar, semua pihak mengeluarkan suaranya di sini, tapi untung suaranya gak ada yang ketinggalan di sana..hehe. Acara berlangsung sampai masuk waktu maghrib, sehingga kami langsung menutup syuronya dan segera menuju masjid. Ada beberapa kesimpulan dan hasil diskusi dalam syuro tersebut yang berguna sekali untuk semua pihak terutama kelas 2, yang sedang gencar-gencarnya mempersiapkan acara maviroh. Setelah maghrib anak kelas 2 nya ternyata oh ternyata harus pulang duluan. Akhirnya yang ikut acara sampai selesai hanya sisanya. (ya iyalah,,masa’ ya toyibah..halah) Ba’da maghrib semua yang masih di sana makan malam di warung makan dekat masjid. Kami memesan empat porsi menu ayam bakar dan empat porsi soto bogor. Yang memesan soto yaitu ane, yoi, bang diko,en bang don. Sisanya makan nasi+ayam bakar. Tapi apapun makannya, minumnya…air jeruk hangat. :p Setelah makan bersama sambil berbincang-bincang, kami langsung menuju masjid lagi karena waktu isya telah masuk. Setelah itu, kami langsung menuju rumah lagi dan mengadakan syuro part 2. Kali ini pembahasan sedikit lebih diperdalam lagi ruang lingkupnya, yaitu plan untuk dilakukan selama seminggu ini oleh para pijenya, disertai dengan penjelasan2 tentang dakwah dan tarbiyah oleh salah satu alumni yang paling tua saat itu,,hhe. Syuro kali ini selesai sekitar jam 11, setelah itu ada beberapa orang yang menonton film ‘Sang Murabbi’. Berhubung sudah sangat mengantuk, ane langsung ketiduran deh pas lagi nonton filmnya. Akhirnya, acara hari pertama telah selesai… To be continued..

Komentar

  1. salah tuh,,, gak ada 2002,,,,
    angkatan 2003nya 2 orang,,,,

    BalasHapus
  2. oh emang bang diko 2003 ya? kirain axel jadinya diitung 2002..oke akan diedit..

    BalasHapus

Posting Komentar

silakan komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pranala Blog-nya anak Jagung

Yak berikut daftar pranala blog anak fasilkom ui 2009 alias Jagung. Dicari dan diambil dari berbagai sumber secara brute force. Yang diambil adalah blog dengan domain sendiri atau yang ada di blogspot, wordpress, blogsome, deviantart, tumblr, .co.cc, dan livejournal. Selain itu seperti formspring dan twitter tidak dimasukkan karena kayaknya bukan termasuk kategori 'blog'. Kalau ada yang ingin menambahkan atau justru tidak ingin dimasukkan, feel free to contact me :)

Satu Tahun Kemudian

Ibarat film, blog ini mengalami percepatan lini masa ke satu tahun mendatang, sejak entri pos terakhir ada. Tidak sama persis sih, karena memang secara harfiah setahun (lebih) kemudian baru nulis lagi, bukan percepatan. Hahaha, cuma bisa ketawa miris xD Banyak banget yang sudah terjadi selama setahun terakhir ini. Buat teman-teman saya yang terhubung di media sosial, khususnya facebook, tentunya tahu peristiwa bersejarah untuk saya tahun lalu: menikah. Sejak saat itu, dunia yang tadinya seakan diputar dalam pola warna grayscale dari kacamata seorang jomlo, berubah menjadi full color . :D sumber

Ekspektasi

Seorang kawan pernah nge-tweet, "If you expect nothing, you'll get everything". Sekilas sih emang bener, kalau kita gak ekspek apa2, maka semua yang kita dapat akan menjadi suatu hal yang cenderung menyenangkan. Ada yang bikin rumus, kebahagiaan = realita - harapan. Ketika harapan/ekspektasi dihilangkan (0), maka realita apapun yang terjadi akan menjadi sumber kebahagiaan. Sayangnya, semua itu hanya teori. sumber Walau secara pikiran sadar kita bilang ke diri sendiri, "Jangan berharap apa-apa", secara berulang-ulang, pikiran bawah sadar kita sesungguhnya sudah memiliki harapan itu sejak awal, bahkan sebelum kita memikirkannya. Bisa aja kita menyangkal, tapi tetap saja harapan atau ekspektasi itu tetap ada di sana. Maka, yang paling bisa kita lakukan bukan lah menghilangkan ekspektasi itu, tapi mengelolanya (manage). Dari mana datangnya ekspektasi? Dari mata turun ke hati katanya. Atau lebih tepatnya secara sains, dari mata naik ke otak. Artinya, segala i